JAYAPURA (LINTAS PAPUA) - Sejak diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 31 Agustus 2022 di Jayapura, kehadiran Papua Football Academy (PFA) tak lepas dari perhatian Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali. Termasuk perkembangan dan pembentukan karakter anak didik oleh para pelatih dan pengurus PFA.
Papua Football Academy merupakan akademi sepak bola bermarkas di Timika yang didukung penuh oleh PT Freeport Indonesia sebagai komitmen pengembangan sumber daya manusia di Papua. PFA lahir atas permintaan Presiden RI, Joko Widodo, yang memberi perhatian pada potensi olahraga, termasuk sepak bola, di Papua.
Baca Juga: 98 Persen Karyawan PT. Freeport Adalah Orang Indonesia , 40 Persennya Adalah Masyarakat Papua
"Saya menyambut baik kehadiran Papua Football Academy yang didukung oleh stakeholders sepak bola di Indonesia, terutama PT Freeport Indonesia. Saya mendapatkan banyak laporan dari perkembangan anak-anak di PFA, terutama soal sikap dan mental," ujar Menpora Zainudin Amali.

Menurut Zainudin Amali, memberi perhatian pada pembentukan karakter dan mental merupakan bagian penting bagi pemain sepak bola di Indonesia. Pelatihan teknik sepak bola pada anak-anak usia muda harus diikuti dengan modal karakter individu yang baik.
Apalagi, kata Zainudin, bagi masyarakat Papua sepak bola tak ubahnya sebagai harkat dan martabat, serta harga diri yang harus dijaga seperti halnya seni dan budaya.

"Sesaat sebelum diresmikan Pak Presiden Jokowi, saya ikut mendengar pemaparan manajemen Freeport lewat Direktur Claus Wamafwa soal roadmap dan arah pembinaan di PFA. Semuanya jelas. Karena itu, saya berharap kehadiran PFA bisa menjadi pembelajaran bagi daerah-daerah lain dalam membangun sepak bola Indonesia," kata Menpora asal Gorontalo ini lagi.
Baca Juga: PT Freeport Indonesia Milik Siapa Saat ini ??? Inilah Jawabannya
Zainudin juga menyinggung penerapan Filanesia dalam kurikulum sepak bola Papua Football Academy yang dipimpin Wolfgang Pikal sebagai Direktur PFA. Ia berharap filosofi sepak bola Indonesia itu bisa diterapkan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi.

"Kita butuh pembinaan sepak bola usia muda yang konsisten, berkesinambungan, serta sistematis. Faktor ini yang menjadi kelemahan kita dalam membangun sepak bola berprestasi. Saya mendapatkan banyak informasi dari berbagai pihak soal pembinaan sepak bola kita yang tidak konsisten," kata Zainudin.
Lebih lanjut, Zainudin berharap federasi sepak bola Indonesia (PSSI) bisa mengadopsi pengelolaan Papua Football Academy untuk daerah-daerah lain di luar Papua dan tak perlu mencari perbandingan dari luar negeri.
Artikel Terkait
Siswa Papua Football Academy Binaan PT Freeport Indonesia Latihan di Tembagapura
SSB Timika Putra Menjadi Lawan Ketiga Papua Football Academy Binaan Freeport Indonesia
Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Distrik Kemtuk Kabupaten Jayapura Papua oleh PT Freeport Indonesia
Freeport Kirimkan Tim Emergency Preparedness & Response, Bantu Evakuasi Korban Bencana Alam di Cianjur
PT Freeport Indonesia Milik Siapa Saat ini ??? Inilah Jawabannya
Inilah yang Dilakukan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Kunjungi Tambang Grasberg Freeport
Pemerintah Telah Memberikan Jaminan Atas Operasi PT. Freeport Indonesia
Pekerja Wanita Ikut Majukan Freeport Indonesia, Menkeu : Gender Bukan Batasan Untuk Berkarya
PT Freeport Indonesia dan Mitra Rayakan Natal Bersama 2000 Anak di Pesisir
98 Persen Karyawan PT. Freeport Adalah Orang Indonesia , 40 Persennya Adalah Masyarakat Papua
Dorong Sektor Perekonomian di Mall Borobudur, Pemkab Jayapura Berencana Buka Bioskop
Tahun Ini, Disdukcapil Kabupaten Jayapura Fokus Tingkatkan Pelayanan Adminduk
Temui Pengunjuk Rasa, Pj Bupati Jayapura Terima dan Hargai Aspirasi Para Pendemo