JAYAPURA (LINTAS PAPUA) - Tidak Terima di dorong saat masih jam pelajaran berlangsung, seorang siswa dengan inisial HH kelas VIII Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 2 Abepura Kota Jayapura Papua kembali harus mengalami pengeroyokan oleh sejumlah 4 orang kaka kelasnya, yang menerima aduan dari rekannya yang di dorong sebelumnya.
Cerita singkat terjadinya pengeroyokan pada hari Kamis (14/9) kemarin, ini bermula ketika sedang jam belajar di lingkungan sekolah juga SMPN 2 Abe, secara tidak sengaja Korban berinisial HH melintas dan hanya mendorong temannya dengan maksud bermain, tetapi direspon serius oleh rekannya itu yang tidak Terima, padahal menurut kesaksian orang tua korban, anaknya sudah meminta maaf karena tidak ada itikad buruk apapun atau hendak mencelakai pun tidak, namun hanya bermain.
Selanjutnya si pelaku berujar " Awas ko ya, nanti sa lapor sa punya kaka pulang sekolah ko tunggu aja" Tetapi dengan maksud menyudahi perselisihan HH ini kembali lagi meminta maaf hingga tiga kali, tapi tidak di gubris oleh pelaku.
Ketika pulang sekolah, korban HH sudah di tunggu oleh sebanyak 4 orang anak kelas X di turunan jalan Manokwari, tepatnya di dekat Kios biru, ke arah jalan raya menuju lingkaran Abepura, dan langsung menahan korban dan tanpa banyak basa-basi mereka melayangkan pukulan secara bergantian hingga korban terjatuh, tetapi HH masih sempat bertanya kenapa saya di pukul ? Mereka berempat kembali menyerang korban hingga terkapar dan harus dilarikan ke rumah sakit Abepura untuk mendapatkan perawatan intensif.
Menurut Stenly orang tua korban, HH tidak sadarkan diri dari siang hingga pukul. 21.00 atau jam 9 malam barulah sadar kemudian mengeluhkan sakit yang dirasakan akibat luka baret maupun memar di bagian wajah hingga tubuh lainnya.
Orang tua korban yang tidak terima lantas mengadukan aksi pengeroyokan itu ke Polsek Abe, tetapi status pengeroyok masih anak sekolah, sehingga pihak Polsek menyarankan untuk lakukan visum kemudian di tindaklanjuti ke Polres Jayapura Kota, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak.
Setelah sampai di Mapolres pada unit PPA, SH orang tua korban HH ini kemudian diperiksa lebih lanjut oleh unit Reskrim untuk menyampaikan keterangan kepada penyidik.
Kepada media ini Stenly orang tua korban mengharapkan agar masalah seperti ini harus ditindak tegas, karena sering terjadi di sejumlah daerah pertikaian sepeleh di sekolah tidak di selesaikan pihak sekolah secara baik.
Hans Kakek korban sampaikan bahwa banyak persoalan di sekolah tidak diselesaikan duduk soalnya antar sesama siswa, tetapi berbuntut sampai kepada pemukulan, pengeroyokan bahkan ada yang sampai mengakibatkan terjadi korban jiwa. Sehingga lewat kejadian ini harus ada sanksi tegas, agar meredam kejadian serupa di lain waktu karena ditangani secara baik hingga tuntas.
Keluarga korban sangat berharap agar pihak kepolisian segera menindaklanjuti masalah ini dan memanggil para siswa yang melakukan pemukulan mempertanggjawabkan perbuatannya.
Kemudian pihak sekolah juga harus jeli melihat hal ini, agar dikemudian hari tidak terjadi hal serupa, bila perlu anak- anak yang merasa dirugikan dengan perilaku sesama temannya di sekolah bisa mengadukan ke pihak sekolah, agar bisa diselesaikan oleh guru BK di sekolah bila perlu di panggilkan kedua orang tua untuk duduk bersama, dan bukan main hakim sendiri.
Diharapkan agar trend anak sekolah berantem ini bisa si cegah dengan cara ditindaklanjuti secara baik, agar memberikan efek jera kepada anak atau siswa yang lainnya dengan harapan tidak melakukan hal serupa dikemudian hari.
Untuk para orang tua juga yang anaknya sedang menuntut ilmu di bangku pendidikan, agar menanamkan pengertian untuk pergaulan di sekolah yang baik dan menyelesaikan setiap persoalan dengan jalan damai, jika belum puas bisa di adukan ke guru di sekolah dan bukan pemukulan seperti ini.
Stenly sebagai orang tua bersama istri dan keluarga besar, sangat terpukul dengan kejadian ini, sehingga mengharapkan keadilan dari semua pihak, baik di sekolah maupun pihak berwajib. (Roy Hamadi)