Editorial Media Indonesia Melihat Euforia Transformasi Sepak Bola Nasional, Kartu Merah Bagi Pendompleng

- Selasa, 21 Februari 2023 | 10:04 WIB
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan kartu merah kepada Mafia Sepak Bola di Indonesia.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan kartu merah kepada Mafia Sepak Bola di Indonesia.

JAKARTA (LINTAS PAPUA)  - Semangat Pagi Indonesia. Happy Tuesdaaayy ☺️????_

Berantas hoaks dengan #BacaSampaiTuntas

Saksikan Bedah EDITORIAL MEDIA INDONESIA bersama ELMAN SARAGIH, hari ini pukul 07.05 WIB hanya di METRO TV


Kartu Merah bagi Pendompleng

EUFORIA transformasi sepak bola nasional mencuat seusai gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hasil KLB seakan menjadi oase di tengah keringnya prestasi dan karut-marutnya persepakbolaan Indonesia berpuluh tahun terakhir.

Pasalnya, tidak hanya satu menteri. Selain Erick Thohir yang duduk di pucuk pimpinan PSSI, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali bertengger sebagai wakil ketua umum. *Pertama dalam sejarah federasi, dua menteri duduk dalam kepengurusan. *

Erick terpilih dengan kemenangan mutlak melawan Ketua Dewan Perwakilan Daerah La Nyalla Mattalitti, sedangkan jejak keterpilihan Amali bisa dibilang tidak wajar. Sempat terpilih, kemudian batal karena pemilihan harus diulang. Lalu, di pemilihan kedua, Amali tidak terpilih, tetapi ketiban durian runtuh karena Wakil Ketua Umum terpilih Yunus Nusi mundur.

Namun, ternyata Amali yang mencoba membuktikan totalitasnya untuk pembenahan sepak bola nasional. Dirinya langsung menghadap Presiden Joko Widodo dan meminta untuk mundur dari jabatan menteri demi fokus pada PSSI.

Bagaimana dengan Erick? Tidak ada tanda-tanda untuk mendedikasikan 100% pengabdiannya bagi sepak bola Tanah Air.

Rupanya dari kacamata Erick, mengurus Kementerian BUMN seakan lebih gampang jika dibandingkan dengan Kemenpora sehingga tidak perlu mundur untuk urus PSSI. Padahal, mestinya Erick yang lebih perlu berkonsentrasi.
Janji dan program Erick yang ditunggu pencinta sepak bola nasional, bukan janji Amali.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan totalitas Erick karena BUMN dan PSSI tentu sama-sama menuntut 100% dedikasi Erick. Apalagi urusan persepakbolaan bangsa ini sudah terlalu lama terpuruk. Tidak pernah ada prestasi mentereng yang dicatatkan tim nasional sepak bola dalam tiga dekade terakhir.

Jangankan menjulang di kancah dunia, level Asia Tenggara saja sepak bola Indonesia memble. Sepak bola nasional lebih banyak diwarnai persoalan akibat tidak pernah tuntas dibenahi. Kartel mafia bola yang seenaknya mengatur pertandingan, juga isu pemain titipan di timnas, telah lama menjadi kanker yang menggerogoti persepakbolaan nasional.

Belum lagi keonaran dan kekerasan antarsuporter klub yang tak kunjung hilang dari iklim sepak bola. Terakhir, 135 Aremania meninggal karena ketidakbecusan pengelolaan pertandingan yang hingga saat ini masih menyisakan luka mendalam tanpa pembenahan struktural yang signifikan.

Sepak bola berbeda dengan olahraga lain. Sekering apa pun prestasi timnas Indonesia, daya tariknya tidak pernah luntur.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: Media Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Siap Menang Caleg PKB Bukan Kaleng  - Kaleng

Selasa, 16 Mei 2023 | 20:25 WIB
X