JAYAPURA (LINTAS PAPUA) - Acara ini diselenggarakan bersama oleh Koalisi Keadilan Tenurial di Indonesia (Koalisi Tenurial/KT), Fasilitas Tenurial, International Land Coalition (ILC ) dan Institut Samdhana, Kegiatan ini berlangsung di Bali sejak 28 Mei hingga 2 Juni 2023.
Pertukaran Informasih terkait dinamika masyarakat Adat yang menyatukan mitra, anggota koalisi di kawasan Asia Tenggara, bekerja untuk memperkuat perlindungan hak-hak atas tanah rakyat.
Program ini dimulai dengan kunjungan lapangan selama dua hari ke masyarakat di Lombok, Bali, dan Jawa Timur. Dilanjutkan dengan konferensi selama tiga hari di Bali, dengan masukan, dialog, dan lokakarya Pertukaran Informasih bertujuan agar para peserta berkumpul, mendengarkan, belajar, menginspirasi, dan berkoordinasi tentang cara terbaik memajukan berbagai aspek keamanan tenurial dalam konteks Asia. Diskusi akan mengeksplorasi apa saja kesenjangan dan praktik efektif yang meningkatkan inklusi sosial, seperti kaum muda dalam mengamankan hak tenurial.

Peserta akan mendalami dinamika spesifik komunitas seputar pemetaan dan data untuk pengakuan hak tenurial masyarakat adat, rencana pengelolaan lahan/wilayah hukum adat secara lokal, konservasi berbasis masyarakat adat, mata pencaharian dan pengembangan ekonomi lokal, proses resolusi konflik secara lokal, regenerasi kepemimpinan dan keterlibatan pemuda di gerakan hak atas tanah.
Hadir dalam kegiatan ini Wamen ATR BPN, dan 5 Narasumber dari 5 negara di Asia, semua membahas kepastian hak Masyakarat Hukum Adat, baik hak atas tanah, air dan SDA lainnya yang ada di wilayah hukum adat itu.
Mathius Awoitauw SE M.Si ( Mantan Bupati Jayapura dua periode ) diundang hadir sebagai narasumber, dalam penyampaiannya mantan Bupati Jayapura yang juga Pencetus Kebangkitan Masyarakat adat di Jayapura banyak memberikan wejangan untuk nasib masa depan generasih Muda di Asia dan peran sertanya.

Sebagai Tokoh Kebangkitan masyarakat adat di kabupaten Jayapura, ada banyak pengalaman yang di bagikan kepada anak-anak muda di Asia untuk ikut berpartisipasi dalam perjuangan mempertahankan hak-hak kedaulatan masyarakat adat di wilayah hukum adatnya masing-masing dengan berbagai cara atau kreatifitas
Menurutnya, perjuangan ini bukan hanya tanggung jawab pemangku-pemangku adat saja atau tua-tua adat, tetapi ini juga menjadi tanggung jawab generasih muda yang memiliki hak atas tanahnya, agar budayanya ( keaslian ) benar-benar bertahan dalam gejolak Pembangunan kedepan, hal yang paling istimewa adalah, bagaimana caranya ada keterlibatan pemuda secara langsung dalam mempertahankan jati diri, martabat dan kehormatanya sebagai warisan yang akan dititipkan
Peserta yang mengikuti kegiatan ini saling bertukar Informasih kedaerahan dan memperluas serta meningkatkan inklusi untuk memajukan hak tenurial perempuan, pemuda, penyandang disabilitas dan kelompok rentan lainnya, Beberapa peserta diajak berbagi tentang kepemimpinan perempuan, dan generasi penerus.

Pertukaran pembelajaran ini merupakan bagian dari proses persiapan menjelang Konferensi Nasional Tenurial pada Agustus 2023, yang diselenggarakan oleh Koalisi Keadilan Tenurial di Indonesia, Hasil dari dialog minggu ini akan berkontribusi pada desain Munas nantinya.
Penyelenggara dan lembaga peserta dalam acara ini, didorong oleh visi yang sama untuk mendukung pertukaran peer-to-peer di antara masyarakat sipil Asia.
Artikel Terkait
10 Orang Anak Asli Mappi Penerima Beasiswa Luar Negeri New Zealand.
Kepala Distrik Nimboran, Kita Harus Tularkan Makna Nilai-nilai Pancasila
Partai Golkar Keerom Bertekad Menangkan Pemilu 2024
Apresiasi Colo Sagu Diskusi Pemuda, Triwarno Perlu Dilakukan Secara Berkelanjutan
Colo Sagu di Hari Lahir Pancasila, Obrolan Membangun Kab. Jayapura