Gandeng Telkom, Kitong Bisa Foundation Kembangkan Aplikasi sebagai Wadah Penyampaian Aspirasi Kebijakan

- Kamis, 13 Oktober 2022 | 07:47 WIB
Suasana pertemuan Kitong Bisa Foundation (KBF), salah satu NGO yang berdiri sejak 2009 dan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, perlindungan lingkungan, pengembangan teknologi bersama PT. Telkom. (Amanda / Offfcial Kitong Bisa)
Suasana pertemuan Kitong Bisa Foundation (KBF), salah satu NGO yang berdiri sejak 2009 dan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, perlindungan lingkungan, pengembangan teknologi bersama PT. Telkom. (Amanda / Offfcial Kitong Bisa)

 

JAYAPURA (LINTAS PAPUA)  - Kitong Bisa Foundation (KBF), salah satu NGO yang berdiri sejak 2009 dan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, perlindungan lingkungan, pengembangan teknologi, bersama PT. Telkom memperkenalkan aplikasi pengajuan kebijakan publik yang dinamakan SINDI (Sistem Aspirasi Nyata Desa Indonesia) di hadapan para peserta calon pendamping Musrenbang di Hotel Horison Kotaraja.

SINDI (Sistem Aspirasi Nyata Desa Indonesia) merupakan sebuah platform pengajuan kebijakan publik secara online dikembangkan oleh KBF dan Telkom.

SINDI rencannya akan digunakan oleh masyarakat terutama kelompok pemuda, perempuan dan kelompok difabel yang telah terpilih dan terlatih di setiap daerah untuk menyuarakan persoalan di daerah mereka masing-masing. Aspirasi-aspirasi yang akan disampaikan pada musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) terutama di tingkat terendah (dusun dan desa) akan diinput melalui SINDI dapat terpantau langsung sampai di tingkat nasional.

Aplikasi SINDI memiliki fitur ajuan yang merupakan pelaporan aspirasi masyarakat ke pemerintah yang berdasar dengan kebijakan yang sudah ada. Program ini juga memiliki fitur aspirasi untuk menyampaikan masukan diluar kebijakan yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemerintah pusat. Masyarakat dapat mengajukan rekomendasi kebijakan dalam 8 Sektor strageis pembangunan antara lain di Isu Pendidikan, Ekonomi, Sosial, Infrastruktur, Kesehatan, Pertanian, perikanan dan keagamaan.

Media penyampaian aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah, baik daerah maupun pusat, merupakan salah satu hal krusial yang penting untuk diperhatikan. Agar apa yang menjadi pesan-pesan dari masyarakat tersebit dapat disalurkan kepada pemangku kepentingan, dengan harapan akan terwujudnya pembangunan yang inklusif dan merata di Indonesia. Khususnya pada daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal)

CEO Kitong Bisa Foundation, Jouhannes Faidiban yang akrab dipanggil dengan nama Annes, menjelaskan, dengan adanya aplikasi SINDI ini diharapkan menjadi langkah awal yang baik bagi pemuda, perempuan dan kelompok difabel daerah untuk menjadi bagian dari pembangunan daerah, dimulai dengan memahami dan kebijakan-kebijakan yang ada lingkungan sekitar mereka dan ikut berkontribusi dengan cara memberikan aspirasi mereka. selain itu SINDI dapat membantu mendorong transparansi, inklusif dan merata dalam perencanaan dan penganggaran program untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik

"SINDI merupakan terobosan baik, khususnya bagi pemuda-pemuda di daerah 3T dalam mengenal lebih dalam lagi tentang kebijakan dan menyuarakan aspirasi mereka melalui media dan teknologi yang tepat. SINDI juga dapat membantu menciptakan pemerintahan yang lebih baik lagi dengan membantu mendorong transparansi, inklusif dan merata dalam perencanaan dan penganggaran program," Ungkap Annes.

Widya Kristianto selaku Senior Expert Machine Learning Telkom Indonesia menjelaskan tentang progres pengembangan aplikasi SINDI. "Harapan kami aplikasi Sindi ini bisa terus kembangkan jadi ini bukan versi Akhir dari aplikasi yang sudah kita buat. Kami masih tetap mengharapkan perbaikan perbaikan feed back dari kakak kakak hebat yang langsung mencoba aplikasi ini dilapangan untuk kebaikan. Mungkin, ada satu dua yang kurang atau mungkin sebaliknya ini gitu fitur fiturnya yang itu mungkin belum kita dapatkan karena masih diluar jangkauan," Ujarnya

Aplikasi ini sendiri sudah diketahui dan didukung Bappenas yang ke depanya diharapakan akan menampung dan mengarahkan aspirasi-aspirasi ini ke Kementerian teknis terkait. Aplikasi ini rencananya akan diluncurkan pada bulan Oktober ini bersamaan dengan kunjungan Bapak Presiden saat peresmian Papua Youth Creativity Hub di Jayapura.***

Editor: Eveerth Joumilena

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X