JAYAPURA (LINTAS PAPUA)- Di awal tahun 2023 Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua mengadakan pertemuan dengan wartawan untuk menjelaskan kondisi ekonomi Papua di tahun 2022, Rabu (4/1/2023), Di Cafe sekitar Ruko Pasific Jayapura. Isi dari pertemuan membeberkan kondisi terkini mengenai Inflasi Papua tahun 2022 tergolong rendah, Indikator Survei dan perkembangan sistem pembayaran Provinsi Papua terutama Qris alami pertumbuhan.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua, Juli Budi Winantya, mengatakan mengalami kondisi inflasi terendah ke 13 dan salah satu penyumbang inflasi terendah yaitu Beras dari lumbung Papua.
“Provinsi Papua mengalami inflasi sebesar 0,95% (mtm) pada Desember 2022. Secara tahunan, Inflasi di Provinsi Papua mencapai 5,68% (yoy) atau berada pada peringkat ke 13 dari 34 provinsi berdasarkan inflasi tahunan terendah. Beras menjadi penyumbang inflasi utama pada kelompok ini dengan andil sebesar 0,29% akibat hasil panen yang dibawah perkiraan pasca terjadi cuaca yang buruk di Kabupaten Merauke yang notabene merupakan lumbung pangan Provinsi Papua,”Katanya.
Pada kesempatan yang sama Juli menjelaskan Indikator Survei salah satunya lapangan kerja dan kegiatan usaha di Papua.
“Indeks Ekonomi Saat ini sendiri menggambarkan kondisi usaha, penghasilan, ketersediaan lapangan kerja hingga konsumsi barang tahan lama pada saat ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Ekonomi menggambarkan perkiraan kegiatan usaha, penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang dibandingkan dengan saat ini. Angka dibawah 100 menggambarkan para responden yang merupakan rumah tangga mengalami pesimisme, dan angka diatas 100 menggambarkan optimisme responden. Indeks Keyakinan Konsumen yang tumbuh juga dapat menjadi leading indicator bagi Konsumsi Rumah Tangga yang notabene masih menjadi penggerak utama perekonomian di Provinsi Papua.” Jelasnya.
Sebagai penutup Juli juga menyampaikan kondisi uang digital Papua mengalami pertumbuhan hingga 25%.
“QRIS yang semakin menjadi opsi utama pembayaran ritel masyarakat di Provinsi Papua juga mencatatkan pertumbuhan. Per bulan Oktober 2022, nominal transaksi QRIS sudah mencapai Rp21,52 miliar atau tumbuh nyaris 20 kali lipat jika dibandingkan dengan Desember 2021. Tumbuhnya transaksi QRIS tersebut juga didorong oleh peningkatan jumlah pengguna QRIS yang sudah mencapai 76.405 pengguna pada bulan Oktober 2022, atau tumbuh hampir lima kali lipat dibandingkan dengan Desember 2021. Sementara itu, jumlah merchant QRIS juga tumbuh hingga 25% menjadi 128.344 merchant yang beroperasi di Provinsi Papua,”Tutupnya.(Fransisca/lintaspapua.com).
Artikel Terkait
Bank Indonesia dan Pemerintah Meluncurkan Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022
Dorong Terciptanya Ekonomi Terbarukan, Bank Indonesia Gelar Festival Kopi Papua dan Gebyar HUT RI ke- 77