• Jumat, 22 September 2023

Pentakosta Kei Sebagai Tali Asih Silahturahmi Literasi Keagamaan di Provinsi Papua

- Rabu, 31 Mei 2023 | 07:41 WIB
Acara besar keagamaan bernuasa Kei merupakan momentum untuk semakin memurnikan falsafah hidup masyarakat Kei sebagai Ain Ni Ain.
Acara besar keagamaan bernuasa Kei merupakan momentum untuk semakin memurnikan falsafah hidup masyarakat Kei sebagai Ain Ni Ain.

KEROOM (LINTAS PAPUA) - Demikian ungkap pak Jasmani Madamar, Wakil Ketua Panitia Pentakosta Kei di sela-sela Kegiatan  Pentakosta Nuasa Kei 2023 di halaman Gereja Katolik Paroki Sang Penebus Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Senin, 29 Mei 2023.

Dalam sambutnya, Pensiunan TNI itu menegaskan bahwa acara Pentakosta Kei ini tak bisa dipisahkan dari acara-cara besar keagamaan lainnya yang sudah terlaksana. Semua acara itu merupakan satu kesatuan, yang bertujuan untuk membina kebersamaan dan memupuk persaudaraan antar masyarakat Kei di tanah rantau.

“Kegiatan Pentakosta saat ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan besar keagamaan masyarakat Kei seperti: Natal-Tahun Baru, Idul Fitri, yang ditandai dengan Halal Bi Halal yang sudah terlaksana beberapa waktu lalu,” urainya.

Disadari sungguh bahwa kegiatan keagamaan masyarakat Kei sejatinya merupakan momentum untuk semakin mempererat tali asih silaturahmi antar sesama orang Kei, antara orang Kei dan saudara-saudarinya yang berasal dari suku lain, karena kita berpegang teguh pada falsafah hidup “Ain Ni Ain”, yang berarti semua adalah saudara. 

“Siapapun dia, dalam status sosialnya, dan apapun agamanya, namun mengakui diri sebagai orang Kei, maka patut menjunjung tinggi dan memegang teguh falsafah ‘Ain ni Ain’, yang merupakan amanah para leluhur Kei,” tegas Madamar, seorang Muslim, yang menjadi Ketua Panitia Perayaan Natal dan Tahun Baru masyarakat Kei, Kabupaten Jayapura, tahun 2022 silam.

Karena itu, meski berbeda agama, orang Kei melihat itu bukan sebagai penghalang, sebab orang Kei memiliki hubungan darah yang saling kait mengait, yang justru mengikat semua orang Kei dan menjadikan mereka sebagai satu keluarga besar baik di tanah leluhur maupun di tanah rantau.

Hal yang sama ditegaskan pula oleh Ketua Panitia Pentakosta Kei, Remigius Yeuyanan. Dikatakannya  bahwa falsafah hidup orang Kei sebagai “Ain Ni Ain”, yang dicetuskan para leluhur Kei mengikat semua orang Kei sebagai satu saudara.  “Kalau susah, susah bersama. Kalau senang, senang bersama. Tidak ada perbedaan di sana”.

 “Saudara kita yang Muslim, Kristen Protestan maupun Katolik tak bisa dipisahkan satu dari yang lain. Kita semua datang dari leluhur tanat Evav (tanah Kei), di mana kita selalu berpegang teguh pada falsafah ‘Ain Ni Ain’. Di mana ada susah, di situ kita ada bersama. Di mana ada senang, di situ kita menunjukkan bahwa kebersamaan itu tetap ada,” lanjut Yeuyanan, anggota TNI berpangkat Mayor itu.

Kegiatan keagamaan semacam ini sudah menjadi program rutin Ikatan Kerukunan Keluarga Kei  (IKK Kei) Provinsi Papua. Setiap kerukunan kampung, yang tergabung di dalam wadah besar IKK Kei, diberi kesempatan dan tanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan. Tahun lalu, kegiatan Pentakosta  dilaksanakan di Gereja Paroki Kristus Terang Dunia Waena dan yang menjadi ‘tuan rumah’ adalah Kerukunan Keluarga DEROL (Debut, Rumadian dan Olilit).

Sekarang, kegiatan yang sama dilaksanakan di Sentani. Tuan rumah kegiatan ini adalah IKK Kei Kabupaten Jayapura. “Kita sangat bersyukur karena tahun ini IKK Kabupaten Jayapura dipercayakan sebagai tuan rumah. Terpilih sebagai Ketua, Pak Remigius Yeuyanan, dan Wakil Ketua, Pak Jasmani Madamar. Panitia telah menyiapkan segala sesuatu dengan sangat baik, sehingga acara hari ini pun berjalan baik dan lancar,” tungkas Ketua IKK Kei Kabupaten Jayapura, Laurentius Maturbongs.

Menurutnya, IKK Kei sudah mempunyai program tetap di mana setiap acara-acara besar keagamaan harus dirayakan secara bersama-sama. Pasalnya, kegiatan itu menjadi momen yang baik untuk menjaga kebersamaan dan kekeluargaan.

“Hari Raya Idul Fitri yang dilanjutkan dengan acara Halal Bi Halal, yang waktu lalu dilaksanakan di Masjid Al Aqsa, benar-benar merupakan momentum silaturahmi. Kita saling berjumpa, ada maaf-memaafkan ketika terjadi salah paham dalam pergaulan. Kemudian dilanjutkan hari ini dengan Perayaan Pentakosta. Kita semua berkumpul baik dari IKK Kei Kabupaten Keerom, IKK Kei Kota, dan IKK Kei Kabupaten Jayapura, maupun kerukunan-kerukunan kampung. Ini menjadi bukti bahwa falsafah orang Kei sebagai “Ain Ni Ain” tetap hidup. Kita bersyukur karena kegiatan itu dapat berlangsung dengan baik berkat dukungan kita bersama,” jelasnya. 

Diharapkannya agar kegiatan yang baik ini terus dilaksanakan. Tahun depan (2024), IKK Kei Keerom sebagai Tuan Rumah. Maka, setiap orang Kei mesti melihat kegiatan ini sebagai motivasi untuk terus berbuat baik di tanah Papua. Para leluhur Kei telah menunjukkan teladan kebaikan dalam usaha memajukan Papua, sehingga wajib bagi anak cucu untuk terus melanjutkan itu. Di celah acara pentakosta itu, diadakan pula kegiatan ebamukai sebagai bentuk dukungan dan kepedulian orang Kei dalam pembangunan gedung Gereja Katolik Sang Penebus Sentani.

Dengan demikian, patutlah kita bersyukur, sebab melalui pelaksanaan kegiatan besar keagamaan semacam ini, literasi keagamaan semakin mendapat wujudnya yang konkret di Provinsi Papua.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Artikel Terkait

Terkini

HUT Polwan Ke-75, Polres Keerom Gelar Syukuran

Sabtu, 2 September 2023 | 06:15 WIB

Pemkab Keerom Mulai Buka Jalan Terpones - Milky

Jumat, 1 September 2023 | 06:32 WIB
X