Ketua PPM, Nelson Ondi Soroti Aksi Vandalisme Bendera Bintang Kejora, Diduga Aktor Intelektual Bermain

- Rabu, 15 Maret 2023 | 09:02 WIB
 Ketua Pemuda Pancamarga (PPM) yang juga Ketua HIPMI Kabupaten Jayapura, Nelson Yohosua Ondi, saat diwawancara. (Muhammad Irfan  / lintaspapua.com)
Ketua Pemuda Pancamarga (PPM) yang juga Ketua HIPMI Kabupaten Jayapura, Nelson Yohosua Ondi, saat diwawancara. (Muhammad Irfan / lintaspapua.com)



Nelson Ondi: Aksi Vandalisme di Kantor Bupati Jayapura Diduga By Design untuk Merongrong Kinerja Pj Bupati Jayapura.

SENTANI (LINTAS PAPUA) - Ketua Pemuda Pancamarga (PPM) Kabupaten Jayapura, Nelson Yohosua Ondi mengatakan, aksi vandalisme berupa menggambar bendera Bintang Kejora (BK) di tembok pagar Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, pada Jumat, 10 Maret 2023 lalu, itu diduga merupakan bentuk tindakan teror terhadap Penjabat (Pj) Bupati Jayapura.


"Dengan tegas, saya menyatakan bahwa terkait dengan dinamika aksi vandalisme yang dibuat di pagar ujung bagian barat dari kantor Bupati itu, yang kami dapat dari hasil amati dan juga turun untuk mencari informasi terhadap aksi (vandalisme) ini besar kemungkinan dan juga besar dugaan kami dibuat aksi ini adalah aksi teror terhadap Pj Bupati Jayapura," kata Nelson Ondi ketika menjawab pertanyaan wartawan media online ini saat ditemui di salah satu cafe di Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa, 14 Maret 2023 malam.


Pada akhirnya, aksi vandalisme berupa menggambar bendera Bintang Kejora di kantor pemerintahan Kabupaten Jayapura ini diduga ada aktor dibalik kejadian ini.


"Saya duga aksi ini digunakan oleh oknum-oknum intelektual yaitu, kami lihat bahwa ada aktor dibelakangnya," ungkap pria yang akrab disapa NYO ini.


Ia menilai, aksi vandalisme ini dimainkan secara rapi oleh oknum-oknum aktor intelektual.


"Yang mana, mereka memainkan peran secara rapi untuk menggerakkan atau ada indikasi bahwa ada gerakan kelompok-kelompok orang untuk melakukan aksi ini. Apalagi kita ketahui bersama, bahwa Pj Bupati Jayapura inikan per tiga bulan di evaluasi. Jadi, dalam momen saat inikan kita ketahui mendekati 100 hari kerja dan juga momentum yang mereka cari itu memang harus situasinya pas," tambahnya.


Ia juga menilai, aksi ini tentu tidak mungkin terjadi begitu saja, melainkan ada aktor yang mungkin memainkan atau menggerakkan untuk melakukan aksi vandalisme tersebut.


"Kenapa saya bilang mencari situasi yang pas, karena di bulan Maret ini bapak Presiden Jokowi akan datang mengunjungi Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura untuk kesekian kalinya," kata Alumni Lemhannas Tahun 2014 ini.


"Jadi ini momen yang pas, mereka buat seperti seakan-akan kita lihat situasi politik Papua inikan gonjang-ganjingnya kan masalah yang telah kita ketahui bersama tentang bendera BK ini. Di mana, ada bentuk-bentuk tindakan pemberontakan dan pembunuhan di wilayah Papua pada umumnya. Sehingga momen itu mereka tarik dan terkesan ini dimainkan secara rapi," sambungnya.


Untuk itu, Nelson Ondi juga meminta agar aksi vandalisme ini tidak dibesar-besarkan, yang seakan-akan aksi ini dilakukan oleh kelompok-kelompok dari sebelah atau yang berseberangan dengan NKRI.


"Sehingga itu menjadi acuan yang kuat dan menjadi penting bagi kami yang menganalisis secara akurat. Karena aksi inikan rentetan yang terjadi dan kita bisa feedback atau lihat ke belakang seperti waktu pelantikan maupun kedatangan Pj Bupati Jayapura itu ada aksi-aksi penolakan yakni, ada aksi demo dan juga ada aksi yang ingin kibarkan bendera Bintang Kejora," imbuhnya.

Baca Juga: Polres Kepulauan Yapen Terima Rapor Predikat Tertinggi Standar Pelayanan Publik
Ia menganggap Pj Bupati Jayapura yang datang ini adalah orang yang bersih atau tidak punya kepentingan apapun di daerah ini. Pihaknya melihat dengan hadirnya Pj Bupati Jayapura ini banyak melakukan perubahan, di mana ada program-program pemerintah untuk pembangunan kepentingan umum itu semuanya dilakukan perubahan.


"Saya kasih satu contoh yaitu, ada salah satu pejabat di daerah ini yang berbicara di media mengenai akan dibangunnya fasilitas sekolah di Distrik Waibhu terkait permasalahan gedung SMPN 1. Tetapi, ketika beliau masuk kesini ada kepentingan rakyat, bahwa banyak masyarakat mau sekolah ini tetap berada di Kota Sentani dan akhirnya beliau putuskan bangunan ini tidak dipindahkan ke Waibhu, namun kembali persoalannya diselesaikan lagi di wilayah Sentani Kota," ujarnya.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X