Ingat selalu Kita Butuh Tuhan

Pada dasarnya di dalam hidup setiap manusia ada 'God's ingredient' - hembusan nafas Tuhan, inilah unsur yang membuat manusia memiliki kesadaran bahwa mereka membutuhkan realita Tuhan dan keterhubungan atau kebergantungan kepada Tuhan (Kejadian 2:7). Unsur ini jugalah yang membuat manusia melakukan 'pencaharian' akan realita Tuhan.

Unsur 'butuh Tuhan' inilah yang coba terus 'ditimbun atau dikubur' oleh Iblis melalui berbagai kesibukan, emosi negatif, peristiwa traumatis dan berbagai bentuk distraction lainnya.

Jadi saat Roh Kudus bergerak, Dia 'menghidupkan kembali' - to revive 'rasa butuh Tuhan' dalam hidup orang-orang yang ada. Tujuannya tidak lain adalah agar mereka 'berseru-seru' kepada Tuhan.

Roma 10:13 (TB) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.  

Perhatikan ayat di atas, setiap orang yang berseru kepada NAMA TUHAN, akan diselamatkan. 

Jangan salah paham istilah NAMA TUHAN di ayat tersebut dengan NAMA YAHWEH atau gerakan Mesianik yang sedang marak tersebut. 

Yesaya 52:6 (TB) Sebab itu umat-Ku akan mengenal nama-Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku!

Kata "nama-Ku", di dalam bahasa Hebrew, shêm, dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a. Reputation, fame, glory,
b. Memorial, Monument.

Dengan kata lain 'pengenalan' akan nama Tuhan merupakan suatu 'monumen rohani' yang 'dibangun' oleh orang-orang tertentu yang mengalami realita Tuhan dalam suatu kondisi tertentu di dalam hidup mereka.

Istilah yang Alkitab tulis tentang NAMA TUHAN selalu mengacu kepada MANIFESTASI PERNYATAAN KEDAULATAN TUHAN YANG MELAKUKAN INTERVENSI DAN MENJAWAB PERGUMULAN HIDUP YANG SEDANG DIHADAPI OLEH ORANG-ORANG TERTENTU.

Perhatikan ayat-ayat berikut:

• Kejadian 12:7-8, Pencipta langit dan bumi memperkenalkan diri-Nya sebagai Yahweh, yang artinya, the existing One (Yang Ada), Allah sumber, inti, awal dari segala sesuatu.

• Kejadian 14:17-24, Pencipta langit dan bumi menyatakan diri-Nya dengan panggilan El Elyon, yang artinya, Yang Mahatinggi, menunjuk kepada Allah yang berkuasa atau berdaulat atas seluruh alam semesta - "Abraham, engkau menang melawan raja-raja itu karena Aku telah menetapkan engkau sebagai pemenang"