• Sabtu, 30 September 2023

Pemerintah Musti Mencari Solusi Terbaik Atas Persoalan Papua, Oleh : Otis Tabuni

- Minggu, 16 April 2023 | 12:52 WIB
Suasana penyanderaan Pilot Susi Air di Kabupaten Nduga OOleh Kelompok Kriminal Bersenjata. (Facebook BBC News Indonesia)
Suasana penyanderaan Pilot Susi Air di Kabupaten Nduga OOleh Kelompok Kriminal Bersenjata. (Facebook BBC News Indonesia)

JAKARTA (LINTAS PAPUA) -  Publik tiba-tiba dikagetkan dengan adanya peristiwa baku tembak dalam konflik bersenjata pada 15 April 2023 di distrik Mugi-Mam Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan! Dalam aksi ini, TPNPB melakukan penyerangan pos TNI dengan kerugian 36 orang Prajurit di antaranya 6 meninggal dunia, 9 orang ditawan dan 21 orang hilang dan tidak jelas nasibnya! Hal ini diungkap dalam laporan tertulis yang kemudian sedang di publikasikan melalui beberapa Media.

Para aparat TNI di wilayah ini adalah pasukan yang dikirim upaya pencairan dan pembebasan pilot asal New Zealand yang ditangkap dan disandera oleh Kelompok pemberonta dibawah pimpinan Egianus Kogoya di distrik Paro kabupaten Nduga provinsi Papua Pegunungan.

Dengan demikian secara pribadi sebagai pemerhati isi HAM di Papua hendak menyampaikan turut berbelasungkawa yang mendalam atas peristiwa yang menyebabkan gugurnya 6 prajurit dan 9 orang yang ditahan hingga 21 prajurit yang tidak ada kepastian keberadaannya..

Kematian manusia dari warga sipil Pribumi Papua, warga sipil Non pribumi, warga asing (orang luar Negeri), kematiantian anggota TPNPB dan Kematian TNI Polri sebagai kelompok yang berkonflik langsung dari atas Tanah Papua sejak lama karena ada sebabnya!.

Untuk menanggapi hal ini, Penulis hendak menyampaikan beberapa catatan agar negara musti mencari solusi yang tepat guna mencari jalan menghentikan pertumpahan darah manusia di Papua.

 

Pertama, memberikan tesis bahwa kematian kepada siapapun akan ada terus selama negara dan pemimpin kami tidak mencari solusi atas persoalan Papua.

Kedua, ororang Papua Bilang Status Politik Papua belum final di perlu mencari solusi atas status poltik Papua dari sejarah sejak Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 dan Papua bergabung tahun 1969. Persoalan perebutan Irian Barat usia pernyataan Presiden Pertama Republik Indonesia di alun-alun utara Yogyakarta, 19 Desember 1961, peristiwa New York Agreement 15 Agustus 1962 di New York Amerika Serikat, peristiwa penyerahan administrasi pemerintahan Papua oleh sebuah badan PBB yang diberi nama United Nations Temporary Eksekutif dministration ( UNTEA) kepada pemerintah Indonesia pada 1 Mei 1963, PEPERA 1969 di Papua dan seterusnya memiliki catatan dan sebab akibat yang kemudian orang Papua bilang sejarah klaim persoalan Papua bergabung ke Indonesia harus di buka kembali! Sedangkan pemerintah Indonesia menyatakan Papua sah dadi Indonesia dan tidak ak ada persoalan..


Ketiga, Terlepas dari sejarah di atas, Adanya berbagai operasi militer sejak usai

new York agreement hingga lahirnya OTSUS di tanah Papua tahun 2001 sampai pada perjalanan pemerintahan Papua dibawah kontrol kewenangan yang diberikan dalam wujudnya UU Otsus Papua terus mengorbankan nyawa rakyat di Papua!

Dari peristiwa sejarah masa lalu ini melahirkan Papua Merdeka harga mati dan NKRI harga Mati sehingga kemi terus menerus menyaksikan begitu banyaknya persoalan kematian di tanah Papua!.

Jembatan Teluk Youtefa di Kota Jayapura.
Jembatan Teluk Youtefa di Kota Jayapura. (LintasPapua.Com)

Menurut versi pemerintah kita pemberian kewenangan khusus yang namanya OTSUS ini sebagai solusi atas gerakan tuntutan Papua Merdeka.. Selain Otsus, banyak pula kebijakan khusus seperti pembentukan UP4B pada masa pemerintahan SBY, pembentukan Unit Percepatan pembangunan kesejahteraan rakyat Papua dan papua yang diketuai oleh Bapak Wakil Presiden sekarang yang kemudian dijalankan melalui Desk Papua di dalam kementerian BAPPENAS RI, dan lainnya sebagai solusi atas persoalan Papua juga tidak berdampak selain yang ada begitu banyak kematian nyawa manusia di Papua.

Kegagalan demi kegagalan di papua
Ini muncul karena negara tidak mencari solusi yang melibatkan OPM aktor yang di dalamnya TPNPB sebagai sayap Militer, diplomat Papua Merdeka di Seluruh dunia, Gerakan sipil kota, dewan Gereja-gereja Papua guna mencari solusi seperti persoalan aceh.

Aceh hingga hari ini aman karena solusi otonomi khusus Aceh lahir dari perjanjian di Heslingki dengan pemimpin GAM sedangkan Otsus Papua lahir hanya semaunya jakarta bersama para elit moderat Papua sedang OPM tidak dilibatkan atau terlibat.. Jadi wajar isu Papua Merdeka terus mengorbankan rakyat Indonesia dari berbagai unsur.
Termasuk anggota TPNPB dan TNI Polri sebagsi yang terlibat langsung dalam konflik Papua ini banyak mati.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Artikel Terkait

Terkini

Sekalipun Ada Kekuatan, Kita Tetap Membutuhkan TUHAN

Senin, 25 September 2023 | 05:01 WIB

Gabriel Asem, Pemimpin Konservasi Dari Papua Barat Daya

Senin, 11 September 2023 | 22:36 WIB

Jangan Anggap Remeh Nasehat Orang Tua

Sabtu, 2 September 2023 | 22:01 WIB

Mari Gunakan Akal Sehat dan Tetap Handalkan TUHAN

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 13:11 WIB

IMAN Adalah Ketaatan Lakukan Kehendak ALLAH

Selasa, 22 Agustus 2023 | 16:08 WIB
X