JAYAPURA (LINTAS PAPUA) - MENGUATKAN JIWA
“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!”
(Mazmur 42:5)
Ada seorang datang kepada psikolog untuk berkonsultasi. Orang ini mengeluh bahwa hidupnya sangat tertekan, penuh dengan goncangan. Kalau malam, dia tidak bisa tidur sehingga harus mengonsumsi obat tidur, makan tidak enak, dan masih banyak lagi yang dia keluhkan.
Dia ingin terlepas dari tekanan ini, agar dapat bersukacita, bebas dari rasa khawatir, cemas yang berlarut-larut, serta bebas dari macam-macam hal yang menekankan jiwanya.
Lalu apa jawaban psikolog terkenal itu? Dia menjawab, saya anjurkan supaya Anda bergembira dalam hidup ini. Pergilah untuk menonton pertunjukkan komedi terkenal yang akan pentas malam ini. Pasti Anda akan tertawa, perut Anda akan tergoncang dan gembira serta Anda akan bahagia. Lalu orang itu menjawab, "tidak perlu".
Psikolog itu bertanya heran, "loh kenapa?". Karena komedian terkenal yang akan tampil malam ini adalah saya sendiri.
Tak ada jaminan bagi pengikut Kristus bahwa ia akan imun dari perasaan tertekan, kekhawatiran, atau kekeringan rohani. Berhadapan dengan kondisi zaman yang penuh dengan segala tuntutan yang terkadang tanpa batasan, kegagalan, konflik, doa yang tidak terjawab, kehilangan orang terkasih, dan tekanan pekerjaan, kondisi stres dan kekeringan rohani merupakan sesuatu yang tak terhindarkan bagi siapapun.
Bahaya terbesar dari kondisi tersebut adalah ibarat kita sedang menggunakan kacamata gelap untuk melihat dunia, sehingga pandangan kita pada dunia menjadi gelap. Kita menjadi lelah, tiada pengharapan, menjadi lebih sensitif, dan melihat semuanya dengan sudut pandang yang keliru.
Akhirnya kita dapat terjebak pada perasaan mengasihani diri sendiri, terlalu terfokus kepada perasaan pribadi, yang akhirnya mengaburkan kita dari melihat Pribadi Allah. Jika masalah ini tidak seger diselesaikan, tinggal menunggu waktu untuk kita menjadi burn out, atau bahkan depresi dan kejatuhan dosa yang lebih dalam.
Daud memutuskan untuk berbicara kepada dirinya sendiri (Self Talk), sebuah ungkapan jujur, tetapi bukan sekedar mengungkapkan dirinya, melainkan mengingatkan jiwanya akan komitmen kepercayaan kepada pribadi Tuhan.
Tentu hal ini tidak mungkin dilakukan ketika keadaan sulit dan tertekan, melainkan dalam kondisi baik/tenang melalui kedisiplinan membangun relasi dengan Tuhan dan FirmanNya. Mazmur 62:11-12, "Satu kali Allah berfirman, dua ha/ yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan;" Melalui firmanNya, Daud mengenal bahwa Tuhan itu pribadi penuh kasih setia dan kuasa, dan itulah yang dia ingatkan kepada jiwanya. Apakah yang kita ingatkan pada jiwa kita? (HA)
Questions:
1. Apa yang dikatakan Daud kepada dirinya sendiri?
2. Jika Anda dalam keadaan tertekan, apa yang akan Anda katakan terhadap diri sendiri?
Values:
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya !(Mazmur 103:2)
Kingdom Quote:
Ingat, Tuhan itu pribadi penuh kasih setia dan kuasa, jangan menyerah di setiap persoalan hidup.
“Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.”
__ Yakobus 1.26
Artikel Terkait
Berakar dan Bertumbuh Dalam Kasih Tuhan Yesus
Berjaga - Jagalah, Sebab Kedatangan Yesus Kedua Kali Seperti Pencuri
Damai Sejahtera Allah, yang Melampaui Segala Akal, Akan Memelihara Hati dan Pikiranmu Dalam Kristus Yesus
Tikhikus Adalah Orang Kepercayaan Rasul Paulus, Inilah Kisah Dirinya Setia Melayani Tuhan Yesus
Goa Kontilola di Wamena, Dimaknai Sebagai Tempat Kelahiran Yesus
Filipi 4:19 Allahku Akan Memenuhi Segala Keperluanmu Menurut Kekayaan dan Kemuliaan-Nya Dalam Kristus Yesus
Selamat Merayakan Kematian TUHAN YESUS KRISTUS.
Kematian Yesus di Kayu Salib
Bacaan Firman Tuhan Pagi ini, 16 April 2023, Tuhan Yesus Memberkati Kita Semua
Lima Tanda - Tanda ini Menyertai Orang Percaya dan Bila Kita Tetap Bersama Yesus