• Kamis, 21 September 2023

Hikmat Bagi Pemimpin Yang Takut Akan Tuhan Oleh : Pdt. J.M Hukom

E J
- Kamis, 1 September 2022 | 09:47 WIB
WhatsApp Image 2022-08-16 at 22.15.31
WhatsApp Image 2022-08-16 at 22.15.31

JAYAPURA (LINTAS PAPUA) - Hikmat Bagi Pemimpin Yang Takut Akan Tuhan, Oleh : Pdt. Janes. M. Hukom.

Semua orang pasti memiliki kerinduan agar dapat menjadi Pemimpin yang melayani Tuhan dengan baik dan benar, Pemimpin yang melayani sebagai pelayanan khusus digereja dan juga menjadi pelayanan umum ditempat-tempat pergumulan yang berbeda, ada yang dipercayakan untuk menjadi pemimpin dan pelayan yang melayani dengan profesi sebagai anggota TNI/POLRI, PNS , Pekerja Swasta, Pengusaha, Dokter, Mantri, Suster, Bidan, Guru, Dosen, Sopir, Penjual dipasar,Toko, Kios, Security, Cleaning Service, Kuli Bangunan dan lain sebagainya.

-


Artinya apapun profesi yang sementara kita jalani semua itu hanya untuk memuliakan nama Tuhan Yesus, dan jika kita memahami itu secara baik maka dalam kedaaan seperti apapun kita akan tetap setia melaksanakan tugas yang dipercayakan dengan tidak bersungut namun sebaliknya mensyukuri setiap persaoalan baik maupun buruk yang kita jalani.

-
-


Dan harus diakui bahwa hanya Pemimpin yang takut Tuhan-lah yang akan memperoleh Hikmat-Nya.

Dalam kaitan dengan kerinduan untuk mempersembahkan pujian pada ibadah minggu terakhir dibulan Agustus 2022, saya mencoba menghubungi Bung Penatua Yohanes yang merupakan Majelis GPIB Maranatha Jakarta yang mengadikan diri sebagai Pelayanan Gereja dalam tiga periode ( Periode I 2012-2017 dengan jabatan Diaken selanjutnya terpilih lagi di peridoe 2017-2022 sebagai Penatua, dan yang sekarang sementara berproses dalam jabatan Penatua periode 2022-2027 ).

 

Pnt. Yohanes D Antariba merupakan putra Papua yang mengabdikan dirinya sebagai anggota TNI AD pada kesatuan Rindam Jaya dengan pangkat Kapten Inf, awalnya kami saling mengenal pada saat bersama bergumul dalam Lembaga Transformasi Papua yang didirikan di Kota Jakarta pada tahun 2018.

Puji syukur melalui komunikasi ini saya keudian diijinkan oleh KMJ GPIB Maranatha Jakarta untuk menyampaikan pujian dalam Ibadah Minggu 28 Agustus 2022 pada pukul 09.00 WIB. Ada 2 lagu yang menjadi pilihan untuk dipersembahkan dalam ibadah dimaksud, namun karena ketidak siapan bersama pengiring maka saya memilih pujian dengan judul ‘Betapa Hatiku’lirik lagu ini menggambarkan tentang hati seorang hamba yang belajar mensyukuri setiap apa yang dianugerhakan Tuhan kepada dirinya, dia mau memberi diri seutuhnya hanya untuk melayani Tuhan dengan segenap jiwa dan raga karena dia menyadari tidak harta yang paling indah dan berharga yang dapat dipersembahkan adalah keutuhan hidupnya untuk memuliakan nama Tuhan Yesus.

Dalam urutan liturgy yang digunakan, Sebelum pembacaan Alkitab dan Pemberitaan Firman Tuhan disampaikan, Pdt. Murwanto Moesamo, S.Th, M.Min, KMJ GPIB Maranatha Putera kelahiran Balikpapan 18 April 1966 dan sekarang berusia ke 56 tahun merupakan salah satu pendeta senior di GPIB, memberikan kesempatan untuk saya menyampaikan pujian tersebut, dengan memahami sungguh persembahan pujian yang disampaikan tidaklah begitu merdu karena sangat memiliki keterbatasan yang ada.

-


Sangat terkejut saat mendengar ucapan yang disampaikan oleh Pelayan Firman, setelah memberi sapaan awal dengan menyapa Jemaat yang ada di gereja maupun yang ada dirumah dengan mengikuti secara online dari gedung gereja GPIB Maranatha yang beralamat di Jalan Baladewa Jakarta Pusat.

Pakailah Hidupku Sebagai Alat-Mu Seumur Hidupku, itulah kalimat pembuka yang disampaikan Pelayan Firman Pdt. Murwanto Moesamo, S.Th, M.Min, sekaligus sebagai pengantar dalam penyampaian kabar sukacita dari Tuhan Yesus bagi Jemaat GPIB Maranatha di minggu XII sesudah Pentakosta. Menyadari akan pergumulan yang sementara dijalani dalam jemaat secara khusus dalam mempersiapkan Majelis Jemaat GPIB periode 2022-2027 dengan jabatan Penatua dan Diaken, dalam penegasannya agar para Penatua dan Diaken yang sementara menjalani proses pembinaan agar tetap setia dan tidak berhenti ditengah perjalanan pelayanan.

Selanjutnya Pdt Murwanto menyebutkan bahwa yang menjadi tema saat ini adalah“ Hikmat Bagi Pemimpin Yang Takut Akan Tuhan”.

Siapa Salomo, Salomo sangat terkenal dengan seorang yang diberi hikmat oleh Tuhan, Salomo tidak minta kekayaan, yang umumnya para pemimpin mengingini harta agar bisa makmur. Dalam 1 Raja-Raja pasal 3 Salomo minta Hikmat, justru dengan Hikmat itu semua ditambahkan kepada Salomo. Mari kita belajar dari Raja Salomo, apa itu Hikmat, dilanjutkan oleh Pdt Murwanto , bahwa menjadi tua itu biasa, umur bertambah itu juga biasa, tapi dewasa itu pilihan lanjutnya itu yang sebenarnya dikatakan berhikmat. Banyak orang-orang yang umurnya cukup bahkan sudah sepuh atau sudah tua ada yang semakin baik dan berkualitas namun ada sebaliknya ada yang tidak lagi berkualitas dan bermoral.

Kata Pdt Murwanto atas persembahan pujian Betapa Hatiku yang disampaikan, ini bukan karena kebetulan sebab tidak ada yang terjadi karena kebetulan namun semua ini dalam karya dan rancangan Tuhan yang mengutus Pdt Hukom dari Papua ( GPI Papua ) untuk memberikan dukungan dan semangat bagi para majelis yang sementara mengikuti Pembekalan ( Periode 2022-2027 ). Dan juga bagi jemaat agar mau sungguh-sungguh membrikan diri secara utuh untuk melayani Tuhan.

Dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang, Pdt Murwanto Moesamo terus mengingatkan dalam menjadikan diri untuk mampu disebut sebagai seorang Pemimpin yang berhikmat, sekali lagi kita harus mulai dengan belajar dari sosok Salomo yang saat dipanggil Allah untuk menjadi pemimpin besar, Salomo hanya meminta Hikmat dan bukan kekuatan serta kekayaaan dan kejayaan, karena salomo memamahi hanya Hikmat Allah sajalah yang dapat memampukan Salomo untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan-Nya.

Allah memberikan kepercayaan kepada Salomo untuk melanjutkan kepemimpinan dari Raja Daud Ayah Salomo. Allah memberikan hikmatnya sehingga Salomo mampu menghadirkan perdamaian serta membangun Bait Allah yang dikehendaki-Nya. Hikmat yang benar bersumber dari Tuhan, Hikmat itu berakar dari tingkah laku dan sikap hidup yang benar dihadapan Allah, orang-orang yang hidup takut akan Tuhan. Permulaan Hikmat adalah takut akan Tuhan.

Takut akan Tuhan, menghormati Dia, menyatakan bahwa Dia-lah segala galanya dan bukan kita. Melakukan apa saja yang diperintahkannya, tidak sombong, ego serta mau menang sendiri dalam menjalankan serta melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai Pemimpin, secara khusus pemimpin dalam gereja.

-

Sebab akhir-akhir ini sering terjadi dan dilakukan oleh para Pemimpin jauh dari apa yang Allah kehendaki. Akibat dari pada pemimpin tersebut haus akan kekuasaan, hanya melihat uang dan manjadikan uang sebagai satu-satunya alat penguasa, sebab dengan uang dan kekuasaan pemimpin dapat melakukan apa saja yang sesuai dengan keinginan hatinya.

Hal semacam ini juga telah terjadi dan dilakukan oleh para pemimpin dikalangan gereja, pemimpin yang ingin dihargai, ingin dihormati dan sebagainya, yang pada akhirnya berdampak pada penatalayanan yang berlangsung. Pemimpin gereja selalu melihat jemaat sebagai sarana untuk memperoleh apa yang merupakan kebutuhan dirinya, dan bukan melihat jemaat sebagai ruang pergumulan untuk memberikan kedamaian, kesukacitaan serta menghadirkan damai sejahtera.

Mari kita belajar dari sosok raja Salomo, sekalipun berlimpah harta namun Salomo lebih memperioritaskan kepentingan banyak orang. Siapa bilang uang itu tidak penting, siapa bilang kekayaan itu tidak penting, namun lebih penting lagi jika kita tidak melihat uang dan harta serta menyembah dan menganggap itu adalah yang terpenting dan sangat penting dalam melanjutkan kehidupan di tengah-tengah dunia.

-

Pemimpin gereja jangan sampai kehilangan jati diri dalam menjalankan tugas yang dipercayakan-Nya, tetap berlaku jujur, adil, tidak memihak, tidak memutuskan sesuatu masalah jika belum dibicarakan bersama, jangan cari popularitas diri, jangan mau disnjung dan dhormati secara berlebihan, dan tetap ingat bahwa kita hanyalah orang-orang utusan dan sang pengutus adalah Yesus Kristus, sebab itu jadilah Pemimpin yang tetap mengandalkan Hikmat dari Allah.

Menjadi Pemimpin atau pelayan Tuhan, jebakan yang paling sering terjadi dalam gereja adalah kita mau melakukan pekerjaaan Tuhan berdasarkan kemauan kita sendiri, berdasarkan keinginan kita sendiri, serta menganggap pekerjaaan Tuhan adalah pekerjaan kita. Kita mengerjakan pekerjaan Tuhan, luhur, mulia, suatu kehormatan dari Tuhan. Komitmen pemimpin adalah komitmen dengan Tuhan, bukan dengan gereja dan jemaat, akan tetap janji itu dikrarkan langsung kepada Tuhan.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang Jujur , baik kepada orang lain, maupun diri sendiri. Bertindak sportif, tidak manipulatif, serta berani mengakui kesalahan. Harus memiliki sikap rela untuk menerima teguran, tidak mudah berkompromi mengenai sesuatu yang telah digariskan. Namun mengoreksi dengan kasih, ketika menemukan kesalahan (Ams. 28:23). Selalu memiliki sikap Rendah hati: tidak memegahkan diri, namun memuliakan Allah di segala kesempatan agar tujuan-Nya tercapai ( I Kor 9:22-23).

Bekerja bersama dengan bawahan, dan bukan bekerja sendiri, mengambil sesuatu keputusan harus bijaksana sehingga tidak mengorbankan orang lain. Sebab Hikmat yang benar bersumber dari Allah, Hikmat itu berakar dari tingkah laku dan sikap hidup yang benar dihadapan Allah, orang-orang yang hidup takut akan Tuhan-lah yang akan memperoleh Hikmat yang bersumber dari Allah.

(Penulis adalah Mahasiswa Studi Akhir Program Magister Managemen Administrasi Pendidikan – UKI Jakarta, Pdt. Johanis Michil Hukom, S.Th.)***

Editor: E J

Terkini

Gabriel Asem, Pemimpin Konservasi Dari Papua Barat Daya

Senin, 11 September 2023 | 22:36 WIB

Jangan Anggap Remeh Nasehat Orang Tua

Sabtu, 2 September 2023 | 22:01 WIB

Mari Gunakan Akal Sehat dan Tetap Handalkan TUHAN

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 13:11 WIB

IMAN Adalah Ketaatan Lakukan Kehendak ALLAH

Selasa, 22 Agustus 2023 | 16:08 WIB

Jangan Mengusik Orang Yang Diurapi TUHAN

Sabtu, 22 Juli 2023 | 18:42 WIB
X