Kunci Sukses Kehidupan Ketika Jalan Bersama Tuhan, Sebuah Renungan Kristen Oleh Dr. Erastus Sabdono

- Kamis, 16 Februari 2023 | 08:35 WIB
Allah Maha Baik (lintaspapua.com)
Allah Maha Baik (lintaspapua.com)

JAKARTA (LINTAS PAPUA)  - KUNCI SUKSES KEHIDUPAN, Sebuah Renungan Kristen Oleh Dr. Erastus Sabdono.

Seiring dengan bertambahnya umur biologis kita, maka seharusnya bertambah pula waktu pengiringan kepada Tuhan, sehingga kita harus semakin memenuhi kesucian yang Allah kehendaki. Kalau dulu kita kurang tulus atau tidak tulus, Tuhan bisa menolerir dan menganggap itu bukan kesalahan, sehingga Ia tidak perlu mendisiplin kita.

Tetapi seiring berjalannya waktu dengan penambahan usia biologis dan usia perjalanan mengiring Tuhan, maka kita harus benar-benar memiliki perilaku yang makin sesuai dengan pikiran, perasaan Allah. Yang tahu itu hanya Tuhan. Tetapi, kita juga bisa mengetahuinya, kalau kita betul-betul mempersoalkannya di hadapan Tuhan.

Tuhan menuntut kita untuk sepikiran, seperasaan dengan Dia. Jika tidak, maka kita menyakiti hati Tuhan. Itu berarti sikap tidak menghormati Dia.

Kita tidak boleh masih bercanda sembarangan, bicara sembarangan, bersikap tidak tulus, dan sebagainya.Yang mengetahui hal tersebut hanya Tuhan dan kita sendiri, kalau kita mempersoalkan hal itu sungguh-sungguh di hadapan Tuhan.

Kalau kita tidak mempersoalkan, kita tidak akan bertumbuh. Jangan sampai semakin tua, kita malah semakin cakap dalam berdiplomasi, bersikap tidak tulus, dan lain-lain, artinya perbuatan yang tidak berkenan di hadapan-Nya.

Firman Tuhan mengatakan, “Aku yang menguji batin,” dan batin atau hati manusia itu licik, lebih licik dari segala sesuatu. Jangan sampai kita tidak mengenal diri kita. Kita sebenarnya menyakiti orang, sombong, tidak tulus, tetapi kita tidak menyadari hal tersebut. Kalau masih baru jadi Kristen, mungkin Tuhan mungkin bisa maklum.

Tetapi, kalau sudah dipandang Tuhan bahwa kita seharusnya dewasa, maka hal-hal tersebut tidak boleh kita lakukan lagi. Jika kita ada dalam tataran ini, mari kita keluar dari keadaan itu. Kita minta ampun kepada Tuhan dan bertobat.

Semakin kita tua, kita harus selalu ada di hadirat-Nya. Jadi, kita ada di hadirat Tuhan setiap saat. Suasana doa waktu kita berhadapan dengan Tuhan, penghayatan kita akan kehadiran Tuhan, kita bawa dalam hidup sehari-hari. Jangan kita tidak melakukan ini. Kita harus selalu di hadirat Tuhan. Jadi, hati-hati dalam bicara dengan orang lain, hati-hati dalam mengambil keputusan dan bertindak. Kalau anak-anak muda, mungkin masih berantakan dan itu agak bisa dimaklumi.

Tetapi, kalau sudah berumur tua, sudah mesti dalam kekudusan, baik tutur kata, sikap, perilaku kita. Roh Kudus akan menuntun kita. Waktu Roh Kudus tersinggung dan tidak nyaman karena merasa tidak dihormati oleh kita, Tuhan pasti bicara. Tidak mungkin Ia tidak memberitahu kita.

Dan waktu nanti kita berada di hadapan takhta pengadilan Tuhan, tidak mungkin kita bisa berkata “Tidak tahu.” Ia pasti menunjukkan dan mengingatkan kita. Kalau sampai Ia diam, itu karena kita yang tidak mau mendengarkan teguran-Nya. Kunci sukses kehidupan kita adalah menghormati Tuhan.

Jadi, hati-hati dengan yang kita ucapkan, pikirkan, bahkan yang kita lihat di gadget kita. Jangan berlama-lama melihat yang tidak perlu, sehingga kita menjadi tenggelam dan asyik di situ, kemudian waktu kita menjadi habis sia-sia. Kita lebih baik menggunakan waktu untuk membaca Alkitab, mendengarkan khotbah yang baik, dan duduk diam di kaki Tuhan.

Orang yang takut akan Tuhan hari ini dan menghormati Dia dengan benar, nanti di hadapan Tuhan dalam kemuliaan-Nya, pasti akan takut juga. Tetapi, bukan perasaan takut yang negatif. Sebaliknya, orang yang tidak menghormati Tuhan dengan perbuatannya karena selama hidup ia hanya menyenangkan diri sendiri, dia akan takut yang negatif.

 

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X