JAYAPURA (LINTAS PAPUA) - Setelah melalui beberapa tahapan Jambore Aku Genre Papua (Pemilihan Duta Genre dan ajang kreativitas Remaja) akhirnya terpilih 20 orang finalis Duta Generasi Berencana (Genre) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terdiri 10 orang pria dan 10 orang wanita usia 16 tahun - 24 tahun, dibekali oleh BKKBN agar finalis siap memperebutkan posisi juara pertama, kedua, ketiga di malam final Duta Genre. Rabu(26/8/2020), Hotel @hom Tanah Hitam Jayapura.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua, Sarles Brabar, SE.M.Si saat di temui wartawan mengungkapkan Duta Genre wadah untuk mempersiapkan Generasi Penerus dengan prestasinya dibekali dengan TRIAD KRR merupakan tiga resiko yang akan dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas (sex pranikah), HIV/ AIDS dan Napza (penyalahgunaan obat-obatan terlarang) sementara itu KRR itu sendiri merupakan kepanjangan dari Kesehatan Reproduksi Remaja
“Kita melakukan pelatihan untuk mengali kompetensi dirinya, kemampuan pribadinya, kami memberikan kesempatan. Ada materi dengan narasumber kompeten, sifatnya mengekplor terpendam di hatinya, sehingga mengenali kelemahan dan kelebihannya,kita mengenalkan tugas Genre kedepan selama satu tahun, bergabung dalam organisasi, kemudian membantu BKKBN memotivasi generasi penerus mengenal triad KRR mengenal yang namanya kesehatan reproduksi, menghindari pergaulan bebas menyebarkan HIV-AIDS dan narkoba.Karena misi BKKBN mempersiapkan anak kita untuk mengantikan kita” Ungkapnya.
Ketua Panitia, Duta Genre Papua angkatan 2017, Amos F Worisio, menuturkan bahwa Duta Genre memberi kesempatan remaja papua berprestasi, yang unik tahun ini melaksanakan pemilihan Duta Genre sesuai protokol kesehatan yang di anjurkan pemerintah di masa Pandemi Covid 19.
“Kita membuat kegiatan pemilihan Duta Genre kita merangkum dengan Jambore memberi ruang kreasi bagi teman remaja, dimana ada beberapa lomba, ada lomba tik tok, lomba Rap, lomba presentasi Pusat Informasi dan Konseling remaja (PIK R), kita mengasah kreativitas teman-teman melalui pembuatan konten dengan protokol kesehatan yang disarankan, sesi online dan Offline, terutama melestarikan kearifan lokal Papua.” Tuturnya.
(Fransisca/lintaspapua.com)
