BIAK NUMFOR (LINTAS PAPUA) - Peristiwa penembakan misterius, baik terhadap warga sipil maupun petugas keamanan di wilayah Papua, hingga kini masih kerap terjadi. Terakhir, tiga hari yang lalu, Selasa (29/11/2022), sebuah aksi penembakan misterius terjadi di Jl. Jenderal Sudirman, Yahukimo, Papua Pegunungan yang menewaskan seorang petugas kepolisian.
Saat ditanya awak media tentang hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin selaku Ketua Badan Pengarah Papua (BPP), menegaskan bahwa hingga kini pemerintah masih menggunakan pendekatan humanis berbasis teritorial untuk mengatasi masalah keamanan di Papua.
“Kita kan sudah menganut bahwa pendekatan kita itu, pendekatan yang humanis dan berbasis teritorial,” tegas Wapres saat memberikan keterangan pers di Pangkalan TNI AU Manuhua, Biak Numfor, Papua, Jumat (02/12/2022).
Kemudian, sambung Wapres, upaya penyadaran kepada masyarakat Papua sebagai bagian dari bangsa Indonesia juga terus dilakukan.
“Selama ini memang sudah dilakukan, walaupun masih ada [gangguan keamanan] seperti penembakan itu, sebenarnya dari segi frekuensinya sudah menurun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wapres mengungkapkan bahwa akan terus dilakukan penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang berupaya mengganggu stabilitas keamanan di Papua.
“Dan langkah kita adalah mencari mereka yang melakukan penembakan untuk dilakukan penegakan hukum,” tegasnya.
Lebih jauh, Wapres menuturkan bahwa akar masalah terganggunya stabilitas keamanan di Papua disebabkan oleh masalah kesejahteraan dan penegakan hak asasi manusia (HAM).
Adapun untuk mengatasi masalah kesejahteraan, ia memastikan, pemerintah saat ini tengah gencar berupaya melakukan percepatan pembangunan di wilayah Papua, termasuk dengan membentuk beberapa daerah otonom baru (DOB).
“Makanya itu, salah satu akarnya itu untuk kesejahteraan. Dan kedua penegakan HAM, hak-hak manusia itu kita tegakkan,” ungkapnya.
Terkait penegakan HAM, Wapres menekankan bahwa pemerintah tidak pandang bulu. Siapapun dan dari pihak manapun yang melanggar HAM akan diproses secara hukum.

“Kalaupun ada dari [oknum] TNI atau polisi yang melakukan pelanggaran, ya ditindak juga. Jadi mereka ditindak, walaupun dari mana ditindak, itu merupakan kebijakan yang sudah diterapkan sekarang,” kata Wapres memastikan.
Terakhir, saat ditanya mengenai Panglima TNI baru apakah akan tetap menerapkan pendekatan humanis berbasis teritorial untuk mengatasi masalah keamanan di Papua, Wapres pun meyakini bahwa Panglima TNI yang baru akan melanjutkan kebijakan tersebut.
Artikel Terkait
Pemprov Papua Tak Suruh Mahasiswa Demo Minta Papua Merdeka
Carollus Bolly : Pemerintah Pusat Masih Curiga Mahasiswa Papua Dikirim Studi ke Luar Negeri untuk Tujuan Papua Merdeka
Empat Tentara Organisasi Papua Merdeka Berikrar ke NKRI
Menolak Otonomi Khusus Papua Jilid II : Sebuah Propaganda Politik, Nasionalis Papua Merdeka ???, Oleh : Ridwan al-Makassary
Press Release : United Liberation Movement for West Papua Tolak Otsus dan Dukung Referendum Papua Merdeka
Antara Kemenangan Presiden Joe Biden, Isu Papua Merdeka dan Kebijakan Jokowi, Oleh : Marinus Yaung, S.IP, MA
Klarifikasi Ketua Umum GMKI Terpilih Jefri Gultom Terkait Video Viral Papua Merdeka
Bersama Masyarakat, Koramil Batom Sergap Dua Anggota KSTP Papua Merdeka Kelompok Ngalum Kupel
1 Desember 1961 : Benarkah Papua Merdeka ?, Oleh : Ridwan Al-Makassary
Daerah Otonomi Baru ( DOB) Provinsi Di Papua Adalah " Spirit " Papua Merdeka